Rabu, 28 Mei 2008

Senin, 19 Mei 2008

TEMPAT TERUTAMA

“Akulah Tuhan Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.” (Keluaran 20:2)

Ketika duduk di kelas lima sekolah dasar, saya mulai belajar memainkan alat musik gitar. Saat itu ada sebuah lagu yang selalu saya nyanyikan ketika saya belajar memainkan gitar dan lagu tersebut adalah “yang terutama di dalam hidup ini”.
Pada waktu itu saya belum terlalu menyadari arti dari kata-kata lagu itu tetapi setelah beranjak dewasa dan melalui berbagai liku kehidupan maka saya semakin menyadari bahwa yang terutama dalam hidup saya adalah meninggikan dan memuliakan nama Yesus karena Dia yang menjadi Raja dalam kehidupan saya. Ketika kita memberikan tempat yang terutama dalam hidup kita kepadaNya dan menjadikan Yesus yang terutama dalam hidup kita maka Dia akan menguasai seluruh hidup kita dan menuntun langkah kita.
Pada saat bangsa Israel menerima sepuluh hukum di gunung Sinai, Allah berfirman kepada mereka bahwa “Akulah Tuhan AllahMu…….” . Ia bermaksud menunjukkan kepada bangsa Israel bahwa mereka dapat mengandalkanNya karena Ia yang memiliki segala kuasa tetapi bangsa Israel menjadi bangsa yang tegar tengkuk, berjalan dengan kehendak sendiri dan tidak lagi mengutamakan Allah sehingga mengakibatkan mereka mengalami berbagai kesusahan dalam perjalanan mereka menuju tanah perjanjian.
Sahabat NK, kita semua adalah warga kerajaan Allah yang sedang menuju tanah perjanjian. Oleh karena itu, marilah kita mengutamakan Dia, Raja yang berkuasa dalam kehidupan kita sehingga kuasaNya nyata bagi kita dalam perjalanan kita menuju tempat yang sebenarnya yaitu tempat dimana kita bias bertemu muka denganNya.

BACA: Keluaran 20:1-6

Mengapa banga Israel mengalami berbagai kesusahan dalam perjalanan mereka dari Mesir menuju Kanaan?
Apakah Yesus mendapat tempat yang terutama dan menjadi terutama dalam hidup Anda?

WASPADA TERHADAP GODAAN

“Sebab kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.” (Roma 14:17)

Ketika Yesus memulai pelayananNya di bumi, Ia berpuasa empat puluh hari empat puluh malam. Setelah berpuasa, Ia mengalami rasa lapar yang dapat saja dipuaskan jika Ia makan. Melihat kesempatan itu, iblis menggodanya dengan kenikmatan duniawi yaitu makanan untuk memuaskan rasa laparnya, ia berkata “manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Matius 4:1-4). Yesus menunjukkan bahwa tugasNya untuk menyelamatkan manusia lebih penting daripada rasa laparNya yang harus dipuaskan. Lebih penting bagiNya jika Injil kerajaanNya diberitakan sehingga manusia diselamatkan daripada kenikmatan untuk memuaskan tubuh jasmaniNya.
Demikian juga ketika Yesus memanggil dan mengutus kedua belas muridNya untuk memberitakan injil, Ia mengatakan kepada murid-muridNya untuk tidak membawa persediaaan apapun juga dalam perjalanan mereka. Ia bermaksud mengajar mereka untuk mengandalkan Dia yang mengutus mereka dan memusatkan perhatian pada tugas mereka untuk memberitakan Injil serta tidak tergoda dengan persediaan yang dibawa mereka (Lukas 9:1-6).
Seorang penginjil bernama David Livingstone meninggalkan kehidupannya yang nyaman untuk melayani di Afrika dan rela mengalami berbagai penyakit dan penderitaan dalam pelayanannya asalkan Injil Kerajaan Allah diberitakan dan banyak orang diselamatkan. Ia tidak tergoda dengan kenikmatan hidup seperti sebelum ia mengabarkan injil di Afrika.
Sahabat NK, kenikmatan duniawi dapat menggoda kita tetapi sebagai warga kerajaan Allah, marilah kita mengalahkan setiap godaan yang berasal dari kenikmatan duniawi sehingga kita dapat memberitakan Injil kerajaanNya dan menjadi teladan bagi setiap orang.


BACA: Matius 4:1-11


Teladan apa yang Yesus tunjukkan, setiap kali Ia dicobai iblis?Bagaimana reaksi Anda ketika mengalami godaan kenikmatan duniawi ?

PROFIL ALUMNI

Nama saya Lisa Oktovina Papilaya. Lahir di Surabaya pada tanggal 10 Agustus 1976. Saya adalah salah satu mahasiswa angkatan pertama yang memulai perkuliahan di Tasikmalaya pada bulan Agustus 1994. Pada saat itu, STT Kharisma masih bernama STP (Sekolah Teologia Praktika). Masa perkuliahan STP pada waktu itu adalah 1 tahun dan setelah itu setiap mahasiswa harus melakukan praktek pelayanan selama 1 tahun sesuai dengan lama waktu kuliah.
Selama 1 tahun masa perkuliahan di STP, saya mengalami masa-masa pembentukan yang luar biasa. Banyak hal yang menyenangkan diantaranya, Tuhan mempertemukan saya dengan seorang pria yang menjadi kekasih saya dan akhirnya kami menikah. Pria itu bernama Paulus Agus Kristiono berasal dari Kediri Jawa Timur, yang pada waktu kuliah bersama, ia menjadi ketua BPM (Badan Pengurus Mahasiswa) dan saya menjadi wakil BPM. Kami berpacaran selama lima tahun dan akhirnya menikah di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jl. Pemuda 25 Pemalang pada 12 Juli 1999. Setelah mengikuti perkuliahan selama 1 tahun dan diwisuda Diploma 1 maka saya dan teman-teman seangkatan mulai melakukan praktek pelayanan selama satu tahun (1995-1996). Saya melayani di GBI Jl. Pemuda 25 Pemalang, Jawa Tengah. Selama praktek pelayanan di Pemalang, saya dapat beradaptasi dengan jemaat dan gembala sidang setempat sehingga mereka meminta saya untuk terus melayani di Pemalang dan bersedia membiayai segala keperluan saya yang pada waktu itu ingin melanjutkan perkuliahan ke jenjang Diploma 2.
Tahun 1996-1997 saya kembali ke Tasikmalaya untuk mengikuti kuliah Diploma 2 tetapi STP sudah berubah dan mengganti nama dengan INTEL (Institut Teologia Gamaliel). Oleh anugerah Tuhan, saya memperoleh predikat terbaik untuk lulusan/wisuda Diploma 2 pada tahun 1997 karena lulus dengan “sangat memuaskan”. Setelah itu sesuai dengan janji saya bahwa saya akan melayani di GBI Pemalang maka saya kembali lagi ke Pemalang untuk melayani di sana. Saya kembali melayani di GBI Jl. Pemuda 25 dari tahun 1997-2005 jadi secara keseluruhan saya melayani di GBI Jl. Pemuda 25 selama 9 tahun. Setelah itu pada Januari 2006, karena suami pindah bekerja di Semarang maka saya mengikuti suami ke Semarang dan sekarang saya melayani sebagai wakil gembala di GBI Hotel Bali Jl. Imam Bonjol 146 Semarang (gereja cabang dari GBI Jl. Johar No. 8 Salatiga). Selain itu, saya juga bekerja sebagai sekretaris pelaksana di kantor BPD (Badan Pekerja Daerah ) GBI Jawa Tengah & Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pada tahun 2006 inilah, oleh kemurahan Tuhan saya diberikan kesempatan (mendapat izin dari tempat pelayanan dan tempat bekerja) untuk melanjutkan perkuliahan ke jenjang Sarjana (S1) sehingga mulai bulan Juli tahun 2006 saya mulai kuliah semester 5 di STT Kharisma (perubahan nama dari STP menjadi INTEL kemudian berubah lagi menjadi STT Kharisma) dengan mengikuti masa perkuliahan padat yaitu 1 semester ditempuh dalam waktu 1,5 bulan dan masa praktek selama 4,5 bulan lalu kembali lagi pada bulan Januari begitu seterusnya sampai semester 8 berakhir pada bulan Februari 2008. Saat ini saya sedang menyusun skripsi dengan judul “Partisipasi Perempuan Dalam Kitab Ester dan Implementasinya Bagi Perempuan Masa Kini”. Doakan saya supaya dapat menyelesaikannya dengan baik dan mengikuti wisuda S1 pada tahun 2008 ini. Salam buat semua teman alumni, terus semangat dan berkarya bagi Kristus!!!! CU-JBU.